Sekilas Tentang Gunung Raung
Secara geografis, Gunung Raung terletak di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso. Berada di ujung timur pulau Jawa, gunung ini memiliki ketinggian 3.332 M dpl dan memiliki kaldera dengan kedalaman 500 meter. Gunung Raung merupakan gunung berapi yang masih aktif dan selalu mengeluarkan asap atau bahkan sesekali menyemburkan api.
Letusan terbesar terjadi pada tahun 1638. Eksotisme gunung ini bisa dilihat dari Bali, tepatnya jika kita melihat Pantai Lovina, Singaraja. Gunung Raung merupakan bagian dari kompleks gunung Ijen dimana terdapat Gunung Suket, Gunung Pendil, Gunung Rante, Gunung Merapi dan Kawah Ijen. Bagi yang ingin menaklukkan Gunung Raung, ada beberapa jalur pendakian yang bisa ditempuh.
Rute dari Bondowoso – Sumber Wringin merupakan rute yang paling banyak digunakan. Sedangkan jalur dari Banyuwangi – Bajulmati juga bisa dilalui, namun sangat jarang dilalui karena memiliki medan yang agak menanjak dan terjal. Pada jalur jalan kaki terdapat 4 pos pemberhentian dengan nama yang agak seram” dan diambil menurut sejarah berdirinya posko tersebut yaitu: Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin.
Gunung Raung merupakan gunung yang besar dan unik, yang berbeda dengan ciri gunung pada umumnya yang ada di Pulau Jawa ini. Keunikan puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang berbentuk elips yang dalamnya sekitar 500 meter, selalu mengeluarkan asap dan sering menyemburkan api serta terdapat kerucut setinggi sekitar 100 m.
Berg Raung adalah gunung tua dengan kaldera di atasnya dan dikelilingi oleh banyak puncak kecil, yang membuat pemandangannya sungguh menakjubkan. Keindahan gunung paling timur di pulau jawa ini bisa kita lihat dari pulau Bali, tepatnya saat kita berada di Pantai Lovina Singaraja Bali Utara pada sore hari atau saat sunset di Pantai Lovina. Keindahan gunung yang bergemuruh ini akan terlihat indah. Deretan gunung berapi di sebelah timur pulau Jawa ini memiliki keindahan yang sangat unik.
sekilas tentang pendakian Gunung Raung
Mendaki Gunung Raung adalah cara termudah dari Bondowoso. Dari Bondowoso dilanjutkan ke desa Sumber Wringin menggunakan Colt via Sukosani. Perjalanan dimulai dari desa Sumber Wringin melewati hutan pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor atau pos pendakian dimana kita bisa menemui juru kunci bernama Pak Serani.
Di Pondok Motor kita bisa menginap dan istirahat, kemudian kita bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak yang memakan waktu sekitar 9 jam. Dari Pondok Motor menuju G. Raung diawali dengan melewati kebun selama 1 jam kemudian mendaki ke dalam hutan dengan sudut pendakian yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 20 derajat. Hutan gunung ini terdiri dari pohon glentongan, arcisak, takir dan lain-lain.
Setelah mendaki selama kurang lebih 2 jam di ketinggian 1300 – 1400 m, pendaki akan menemukan jalan berkelok-kelok dan naik turun hingga ketinggian sekitar 1500 – 1600 m. Di area ini Anda bisa melihat pohon pinus lalu mendaki lebih jauh ke pit hut (1750 M). setelah itu tanjakan akan mulai sulit dan sudut tanjakan mulai meningkat dan jalur jalan kaki menjadi kurang jelas karena hanya semak belukar kemudian dilanjutkan pendakian selama 3 jam hingga sampai di Pondok Demit.
Kemudian pendaki harus mendaki lagi sekitar 8 jam hingga sampai di perbatasan hutan yang dikenal dengan Pondok Mantri atau Parasan, di ketinggian sekitar 2900 – 3000 m. disinilah para pendaki beristirahat sebelum berkemah. Perjalanan dilanjutkan melewati padang rumput (sekitar 1 jam perjalanan), kemudian menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu. Dari lokasi camping menuju puncak Gunung Raung hanya membutuhkan waktu sekitar 2 (dua) jam.
Puncak Gunung Raung berada pada ketinggian 3.332 m dpl dan angin kencang sering bertiup. Dari pinggir kawah belum ada jalur yang jelas untuk mencapai dasar kawah, sehingga pendaki yang hendak turun ke kawah harus menyiapkan harness atau perlengkapan lainnya sebagai langkah pengamanan.
Sebenarnya ada puncak yang lebih tinggi lagi, tapi kita tidak bisa mendaki kesana, karena selain tidak ada jalan, hutannya masih terlalu lebat. Dalam perjalanan menuju Puncak G. Raung tidak terdapat mata air. Sebaiknya air disiapkan di mata air Wringin atau di mata air Lekan. Untuk mendaki Gunung Raung tidak diperlukan izin khusus, hanya saja kami harus melapor ke perangkat desa di Sumber Wringin.
Melihat aktivitas Gunung Raung dalam beberapa tahun terakhir
Pada tahun 2010, data Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Senin, Oktober terjadi gempa tremor yang mengakibatkan 25 letusan asap atau kepulan asap bercampur abu vulkanik panas. Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Songgon, Banyuwangi, Balok Suryadi, hembusan awan panas hingga 51 kali. Sedangkan gempa tektonik mencapai 68 kali dan gempa vulkanik sebanyak tiga kali.
Akibatnya, beberapa wilayah di sekitar kaki Gunung Raung seperti Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, sebagian Kabupaten Situbondo, dan sebagian Kabupaten Banyuwangi dilanda hujan abu. Bahkan, Senin dini hari, untuk tiga wilayah, yakni sebagian Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan sebagian Kabupaten Banyuwangi dinyatakan waspada bahaya Gunung Raung.
Sejarah Gunung Raung
Gunung Raung (puncak tertinggi: 3.344 m) adalah sebuah stratovolcano yang terletak di ujung timur pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan pegunungan ini masuk dalam tiga kabupaten Besuki, Jawa Timur, yakni Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember.
Secara geografis, letak gunung ini berada di sekitar kompleks Gunung Ijen dan merupakan puncak tertinggi dari pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertingginya, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi kedua setelah Gunung Semeru di Jawa Timur, dan tertinggi keempat di Pulau Jawa.
Kaldera kering Gunung Raung juga merupakan kaldera terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Ada empat puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak Tusuk Gigi 17, dan yang tertinggi, Puncak Sejati (3344 m).
Dilihat dari vegetasinya, Gunung Raung memiliki Hutan Dipterocarp Bukit, Hutan Pegunungan Dipterocarp Atas dan Hutan Ericaceous atau Hutan Gunung.
Sejarah Letusan
Letusan Gunung Raung merupakan letusan stromboli, letusan kecil namun memancarkan pancaran yang terus menerus. Gunung Raung juga memiliki sistem kawah terbuka, yang menyebabkan lahar yang dihasilkan kembali ke kawah, dan kecil kemungkinannya untuk meluap dari kaldera.
Tahun 1586
Pada tahun 1586 letusan Gunung Raung tercatat paling awal. Ada 20 catatan letusan dahsyat yang terjadi antara tahun 1593-1903, letusan 1593, 1597, 1638, 1730, sekitar tahun 1804, 1812-1814, sekitar tahun 1815, 1817, 1838, 1849, 1859, 1860, 1864, 1881, 1898 1897, 1902 dan 1903.
Ada 6 catatan letusan dahsyat yang terjadi antara tahun 1915-1924, letusan tahun 1915, 1916, 1917, 1921, 1924, dan 1924. Foto-foto letusan dahsyat tahun 1927 diambil dari Kalibaru dan Glenmore.
Ada 31 catatan letusan dahsyat yang terjadi antara tahun 1928-1999, letusan tahun 1928, 1929, 1933, 1936, 1937, 1938-1939, 1940, 1941, 1943, 914, 914, 914, 914, 914, 914, 914 1973. 1975, 1976, 1977, 1978, 1982, 1985, 1987-1989, 1990, 1991, 1993, 1994, 1995, 1995 (?), 1999, dan.
erupsi 2015
Laporan peningkatan aktivitas diberikan pada 21 Juni 2015. 8 satelit Landsat NASA mendeteksi keberadaan dua lubang magma yang diperkirakan bukan letusan besar. Material panas tersebut mulai meletus pada 26 Juni 2015, dan rentetan letusan terjadi sejak 4 Juli 2015. Akibat lubang yang terletak di magma di dalam kawah, pancaran material panas tidak keluar dari kawah. Namun, daerah di sekitar gunung bergemuruh di bawah abu dan merasakan getaran.
Rentetan letusan tersebut jelas berlanjut di hari-hari berikutnya yang mulai mengganggu transportasi udara. Terhitung sejak 10 Juli 2015, akibat dikeluarkannya surat pemberitahuan kepada pilot pengatur lalu lintas udara (Kementerian Perhubungan RI), lima bandara ditutup dan tidak melayani penerbangan reguler.
Lima bandara tersebut adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan jasa Notohadinegoro, Jember. Pada 16 Juli 2015, tiga bandara besar, yakni Bandara Internasional Juanda Jawa Timur, Sidoarjo; Abdul Rachman Saleh, Malang; begitu juga dengan pelayanan Trunojoyo, Sumenep juga ditutup.
Pada hari-hari berikutnya, bandara tidak ditutup sementara dan kemudian dibuka kembali. Bandara yang paling terdampak adalah Bandara Notohadinegoro (Jember) dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi). Hingga 5 Agustus 2015, Bandara Blimbingsari menjadi satu-satunya bandara yang masih ditutup.
Mitos Gunung Raung
Kedahsyatan Gunung Raung bisa dilihat dari nama-nama tiang pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua ini memiliki sejarahnya sendiri untuk disebut demikian.
Misalnya, Pondok Sumur konon memiliki sumur yang digunakan oleh seorang pertapa sakti dari Gresik. Diyakini bahwa sumur dan pertapa itu masih ada, hanya saja tidak terlihat.
Di Pondok Sumur, saat berkemah, Anda juga bisa mendengar suara tapak kuda yang sepertinya lewat di belakang tenda.
Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat kegiatan jual beli para hantu atau dikenal dengan Parset (Devil’s Market). Jadi, pada hari-hari tertentu Anda akan mendengar keramaian pasar yang sering diiringi musik. Lokasi Devil’s Market terletak di sisi timur jalan setapak, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang dan semak setinggi lutut.
The Dead House merupakan pos dengan sejarah paling mengerikan karena pernah ditemukan sesosok mayat tergantung di pohon. Mayat tersebut adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.
Tidak jauh dari Pondok Mayit terdapat Pondok Angin yang juga merupakan pondok atau base camp terakhir para pendaki. Tempat ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan karena letaknya yang berada di atas bukit, sehingga kita bisa melihat pemandangan alam pegunungan disekitarnya. Gemerlap kota Bondowoso dan Situbondo serta petir yang menyambar saat kota mendung merupakan fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti menderu-deru di telinga. Karena itulah gunung ini dinamakan Gemuruh, suara angin yang menderu-deru di telinga kita terkadang bisa menghempaskan kita ke dasar jurang yang terjal.
Di sebelah barat yang merupakan bukit terjal merupakan lokasi Kerajaan Harimau Putih, singgasana Pangeran Tawanggulun. Di sini juga Anda sering mendengar suara kuku dari kereta emas. Konon, Pondok Angin ini adalah pintu gerbang menuju kerajaan magis.
Dikatakan bahwa di perbukitan sekitar kaldera inilah Kerajaan Harimau Putih berdiri. Sebuah kerajaan yang berdiri saat gunung ini meletus pada tahun 1638. Pusatnya terletak di puncak Gunung Raung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Pangeran Tawangulun. Ia merupakan salah satu anak dari raja Kerajaan Majapahit yang menghilang saat bertapa di gunung. Keberadaan kerajaan tersebut sedikit banyak masih memiliki hubungan yang erat dengan penduduk setempat. Misalnya, jika ada upacara pernikahan di kerajaan, banyak hewan yang mati di kota tersebut. Hewan-hewan itu digunakan sebagai penghormatan kepada penguasa kerajaan.
Konon, menurut masyarakat setempat, seluruh isi dan penghuni Kerajaan Harimau Putih menghilang ke alam gaib atau dikenal dengan istilah mukso. Dan hanya pada saat tertentu, tepatnya setiap malam jumat kliwon, kerajaan kembali menjadi kenyataan.
Pangeran Tawangulun dipercaya sebagai salah satu anak buah Nyai Roro Kidul. Setiap Jumat malam penguasa laut selatan mengunjungi suaminya. Biasanya Anda akan mendengar suara tapak kuda di tempat suci. Suara itu berasal dari kereta emas ratu yang sedang mengunjungi suaminya, Pangeran Tawangulun. Jika Anda mendengar suaranya, lebih baik berpura-pura tidak mendengar. Jika ditekankan, suara akan menjadi lebih keras dan dapat menampakkan bentuknya. Jika demikian, ada kemungkinan kita akan dibawa ke dunia tak kasat mata dan kemudian dijadikan pelayan kerajaan Kerajaan Harimau Putih.
Demikian Penjelasan Tentang Sejarah Gunung Raung: jalur pendakian, aktivitas, letusan dan mitos Semoga bermanfaat bagi para pembaca setia GuruPendidikan.Com 😀
Baca juga:
website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap
mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa