Hari Anak Nasional Bersama Anak Jalanan, Bangun Peradaban lewat Kemandirian – Radar Bandung – Hack.AC.ID

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Bandung Kota Cerita Jilid 2 sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, Kelompok Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika bersama Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kota Bandung menyelenggarakan acara bertajuk Literasi Membangun Peradaban Bersama Anak Jalanan.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan acara ini sebagai wujud penguatan program literasi bagi seluruh anak-anak termasuk anak jalanan.

KPM Dewi Sartika sendiri merupakan komunitas pemberdayaan ibu dan anak jalanan yang didirikan oleh Santi sejak 2007. Tujuan dari komunitas ini adalah mendorong kemandirian supaya tidak punya mental tangan di bawah atau meminta. Sejalan dengan tujuan tersebut, Santi bersama Disarpus mengadakan lomba kostum untuk melatih kreativitas dan berpikir mandiri.

“Mereka harus mandiri. Makanya di acara ini saya adakan lomba kostum. Lomba kostum ini tidak boleh nyewa tapi harus menggunakan kreativitas dari bahan yang ada jadi sebuah kostum. Kita menumbuhkan berpikir mandiri, berpikir kritis, berpikir kreatif,” ujar Santi di Jl. Seram, Kota Bandung, Minggu (27/7/2025)

Selain lomba kostum, acara ini juga dimeriahkan oleh pementasan tari anak-anak. Mulai dari tari jaipong hingga dance modern. Acara berlangsung dari pukul 9 pagi hingga siang hari. Antusiasme terlihat dari wajah anak-anak dan para ibu yang hadir.

KPM Dewi Sartika tersebar di berbagai daerah di Kota Bandung. Adapula yang berpartisipasi pada acara hari ini adalah KPM Dewi Sartika yang ada di Kiaracondong, Sukajadi, dan Baladewa.

Melalui judul acara membangun peradaban, Santi mengungkapkan aspek penting pemberdayaan anak jalanan dan orang tua bukan berupa bantuan sosial melainkan upaya membangun kesadaran untuk mengetahui hak dan kewajiban.

“Penanganan sosial itu bukan berupa bantuan sosial. Kalau bantuan sosial mah saya tinggal kaya terus ngasih. Tapi yang namanya penanganan sosial itu adalah membangun kesadaran untuk orang-orang yang tertindas, menyadari hak dan kewajibannya. Nah, ini yang harus dibangun,” pungkas Santi.(dsn/mg2)