Pengertian Kerajaan Kalingga
Kalingga berasal dari kata Kalingga, nama sebuah kerajaan di India Selatan yang didirikan oleh beberapa kelompok masyarakat lain dari India yang berasal dari Orissa, mereka mengungsi karena daerah Orissa dihancurkan oleh Maharaga Asoka. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-6 dan bubar pada abad ke-7.
Kerajaan Kalingga diperkirakan terletak di Jawa Tengah, tepatnya di kecamatan Keling sebelah utara Gunung Muria, kini letaknya berdekatan dengan kabupaten Pekalongan dan Jepara. Ibukota kerajaan Kalingga adalah Keling (Jepara), bahasa yang digunakan kerajaan Kalingga adalah bahasa Melayu, bahasa Sansekerta kuno, agama yang dianut kerajaan Kalingga adalah agama Hindu dan Budha. Sebenarnya agama yang dianut oleh penduduk kerajaan ini pada umumnya adalah agama Buddha, karena agama Buddha berkembang pesat pada masa itu, bahkan para pendeta Tionghoa datang ke Keling dan menetap selama tiga tahun.
Sejarah Kerajaan Kalingga
Kalingga atau Ho-ling demikian sebutannya dalam bahasa Tionghoa adalah sebuah kerajaan Hindu di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat kerajaan ini belum jelas. Mungkin saja berada di antara Kabupaten Pekalongan dan Jepara saat ini.
Sumber sejarah kerajaan tersebut masih belum jelas dan tidak jelas, sebagian besar berasal dari sumber Tionghoa, tradisi cerita lokal serta manuskrip Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad yang lalu pada abad ke-16 dan secara singkat merujuk pada Ratu Shima dan hubungannya dengan kerajaan tersebut. Kerajaan Galuh.
Kalingga ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Cina.Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima yang dikenal memiliki aturan bahwa siapa yang mencuri, tangannya akan dipotong.
Latar Belakang Kerajaan Kalingga
Permukiman awal Kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 hingga ke-7, nama Kalingga sendiri berasal dari sebuah kerajaan India kuno bernama Kaling, yang memiliki gagasan bahwa ada hubungan antara India dan Indonesia. Tidak hanya lokasi persis ibu kota yang tidak diketahui, tetapi catatan sejarah dari periode ini juga sangat langka.
Salah satu tempat yang diyakini sebagai lokasi ibu kota kerajaan ini adalah Pekalongan dan Jepara. Jepara diduga karena keberadaan Kecamatan Keling di pesisir utara Jepara, sedangkan Pekalongan diduga karena masa lalunya, saat kerajaan ini pertama kali dibangun, merupakan pelabuhan kuno. Beberapa orang juga berpendapat bahwa Pekalongan adalah nama yang diubah dari Pe-Kalinga-an.
Pada tahun 674, Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Shima yang terkenal kejam dalam aturan pencurian yang memaksa masyarakat Kalingga untuk jujur dan selalu berpihak pada kebenaran. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, pada suatu hari datanglah seorang raja dari negeri asing yang menaruh sekantong penuh emas di sebuah perempatan Kalinga untuk menguji kejujuran dan kejujuran orang Kalingga yang termasyhur itu.
Tercatat dalam sejarah tidak ada yang berani menyentuh sekantong emas yang bukan miliknya selama minimal 3 tahun hingga putra Shima, putra mahkota, secara tidak sengaja menyentuh tas tersebut dengan kakinya. Mendengar hal tersebut, Shima langsung menghukum mati anaknya sendiri. Beberapa orang mendengar hukuman Shima dan memohon untuk memotong kakinya saja, karena kakinyalah yang bersalah. Dalam beberapa cerita, masyarakat meminta Shima untuk memotong jari anaknya saja.
Dalam salah satu peristiwa dalam sejarah kerajaan Kalingga, terjadi titik balik dimana kerajaan ini masuk Islam. Pada tahun 651, Ustman bin Affan mengirim beberapa utusan ke Cina dalam misi memperkenalkan Islam ke wilayah asing ini. Selain pergi ke negeri Cina, Ustman juga mengirimkan beberapa utusannya ke Jepara yang dahulu dikenal dengan nama Kalingga, kedatangan utusan yang terjadi pada masa pemerintahan seydag Ratu Shima dan digantikan oleh Jay Shima menyebabkan sang raja memeluk Islam dan juga mengikutinya. jejaknya oleh beberapa bangsawan Jawa yang mulia, meninggalkan agama asalnya dan memeluk agama Islam.
Seperti kebanyakan karya lain di Indonesia, kerajaan Kalingga tertinggal saat kerajaan runtuh. Dari semua peninggalan yang ditemukan, terdapat 2 candi yang disebut Candi Angin dan Candi Bubrah. Candi Angin dan Candi Bubrah adalah dua candi yang terdapat di Keling tepatnya di desa Tempur, Candi Angin mendapatkan namanya karena letaknya yang tinggi dan lebih tua dari candi Borobudur, candi Bubrah disisi lain merupakan candi yang baru setengah jadi, tapi usianya sama dengan kuil Angin.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
Prasasti Tukmas ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam huruf Sanskerta Pallawa. Prasasti itu menyebutkan mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber ini dibandingkan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti terdapat gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, timbangan, cakra dan bunga teratai yang merupakan simbol kedekatan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
Prasasti Sojomerto ini ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti tersebut dalam aksara Kawi dan dalam bahasa Melayu Kuno dan berasal dari sekitar abad ke-7 Masehi. Prasasti tersebut bersifat religius Siwais. Isi prasasti tersebut meliputi keluarga tokoh utama, Dapunta Selendra, yang ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula.
Prof. Drs. Buchari meyakini bahwa tokoh bernama Dapunta Selendra merupakan cikal bakal raja-raja keturunan dinasti Syailendra yang memerintah di kerajaan Mataram yang beragama Hindu. Dua temuan prasasti itu menunjukkan bahwa pesisir utara Jawa Tengah pernah berkembang menjadi kerajaan Hindu Siwais. Catatan-catatan ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan dinasti Sailendra atau kerajaan Medang yang berkembang di daerah selatan Jawa Tengah.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga
Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu pada sektor perdagangan dan pertanian. Letaknya yang berada di dekat pantai utara Jawa Tengah membuat Kalingga mudah dijangkau oleh para pedagang mancanegara, Kalingga merupakan daerah penghasil cangkang penyu, emas, perak, culabadak dan gading gajah untuk dijual. Warga Kalingga dikenal pandai membuat minuman dari bunga kelapa dan bunga lontar.
Kehidupan Sosial Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga hidup normal, berkat kepemimpinan Ratu Sima, kedamaian dan ketertiban di Kerajaan Kalingga berjalan dengan baik. Dalam penerapan hukumnya, Ratu Sima tidak membeda-bedakan rakyat maupun kerabatnya sendiri.
Kabar tentang ketegasan hukum Ratu Sima, seorang raja bernama T-shih, dia adalah seorang Muslim Arad dan Persia, dia menguji kebenaran berita yang didengarnya. Dia memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan sekantong emas di jalan menuju kerajaan Kalingga. Selama tiga tahun tidak ada yang menyentuh tas tersebut, jika ada yang melihat tas tersebut dia berusaha kabur.
Kehidupan Politik Kerajaan Kalingga
Pada abad ketujuh Masehi kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Sima, hukum di Kalingga ditegakkan dengan baik sehingga ketertiban dan kedamaian di Kalingga berjalan dengan baik.
Menurut naskah Parahhayang, Ratu Sima memiliki seorang cucu bernama Sanha yang menikah dengan Prabu Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sanaha memiliki seorang putra bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Mataram Kuno. Sepeninggal Ratu Sima, Kerajaan Kalingga ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Masa kejayaan kerajaan Kalingga
Masa kepemimpinan Ratu Sima menjadi masa keemasan kerajaan Kalingga sehingga raja-raja kerajaan lain ragu, hormat, kagum sekaligus penasaran. Masa-masa itu adalah masa keemasan bagi perkembangan budaya apa pun. Agama Budha pun berkembang dengan harmonis, sehingga daerah sekitar kerajaan Ratu Sima juga sering disebut Di Hyang (tempat menyatunya dua kepercayaan Hindu dan Budha).
Dalam bercocok tanam, Ratu Sima mengambil alih sistem pertanian dari kerajaan saudara iparnya. Dia merancang sistem irigasi yang disebut Subak. Budaya baru ini kemudian melahirkan istilah Tanibhala, atau orang yang mencari nafkah dengan bertani atau bercocok tanam.
Penghancuran Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga mengalami kemunduran kemungkinan karena adanya serangan Sriwijaya yang menguasai perdagangan, serangan tersebut menyebabkan pemerintahan Kijen mundur ke Jawa Timur atau mundur ke pedalaman Jawa Tengah antara tahun 742 -755 M bersama Melayu dan Tarumanegara yang sebelumnya ditaklukkan. oleh kerajaan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Buddha Sriwijaya.
Raja-raja yang memerintah kerajaan Kalinga
Kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Shima pada tahun 647 M, Ratu Sima juga dikenal sebagai ratu yang berlaku adil dan bijaksana. Ratu Shima adalah seorang ratu yang sangat tegas, sebagai bukti ketegasan Ratu Shima dalam menghukum anaknya sendiri yang melanggar aturan.
Ratu Shima adalah seorang Hindu dari sekolah Siwa dan pada masa pemerintahannya Kerajaan Kalingga mengalami masa keemasan.
Dalam naskah Carita Parahyangan, Ratu Shima menikah dengan Mandiminyak, putra mahkota Kerajaan Galuh. kemudian Mandiminyak menjadi raja kedua Kerajaan Galuh. Ratu Shima memiliki cucu bernama Sanaha.
Kemudian Sanaha menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh Bratasenawa, dari pernikahan tersebut dikaruniai seorang putra bernama Sanjaya.
Setelah Ratu Shima mangkat pada tahun 732 M, Sanjaya akhirnya menjadi raja Kerajaan Kalingga bagian utara, selanjutnya disebut Kerajaan Kalingga utara Bumi Mataram.
setelah itu, Raja Sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti Kerajaan adalah sistem kerajaan di mana pemimpin kerajaan dan juga penerusnya berasal dari keturunan mereka.
Silsilah Kerajaan Kalingga
Sosok Ratu Shima sangat erat kaitannya dengan kerajaan Galuh. Parwati, putri Maharani Shima, menikah dengan Mandiminyak, putra mahkota kerajaan Galuh. Pangeran ini akhirnya naik tahta sebagai raja kedua Kerajaan Galuh. Shima memiliki seorang cucu bernama Sanaha. Cucu ini kemudian menikah dengan Bratasena, raja ketiga kerajaan Galuh.
Bratasena dan Sanaha memiliki keturunan bernama Sanjaya. Belakangan, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Ia memerintah kerajaan dari tahun 723 hingga 732 M. Ketika Ratu Shima wafat pada tahun 732 M, Ratu Sanjaya diangkat sebagai penggantinya. Sehingga ia memerintah Kerajaan Kalingga Utara. Belakangan kerajaan ini dikenal dengan nama Bumi Mataram. Selanjutnya wangsa atau wangsa Sanjaya terbentuk di wilayah kerajaan Mataram Kuno.
jadi artikel keluar worlddikbud.co.id lebih Kerajaan Kalinga : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang, Peninggalan, Kehidupan Ekonomi, Sosial, Politik, Kejayaan, Kehancuran, Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua.
website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap
mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa