Definisi kanibalisme
Kanibalisme adalah fenomena di mana satu makhluk hidup memakan jenis makhluk lain. Misalkan seekor anjing memakan seekor anjing atau seorang pria memakan seorang pria. Terkadang fenomena ini disebut anthropophagus (Yunani anthropos, “manusia” dan phagein, “makan”). Secara etimologis, kata “kanibal” adalah kata kolektif dari bahasa Belanda yang pada gilirannya mengambil alih dari bahasa Spanyol; “canibal” yang berarti orang-orang dari Karibia. Di daerah ini oleh para penjelajah menemukan fenomena ini.
Selain di Kepulauan Karibia, hal ini juga banyak terjadi di Amerika pada zaman dahulu, misalnya di antara suku Anasazi, Maya, dan Aztec. Selain itu di Asia-Pasifik juga ditemukan kanibalisme. Diantaranya suku Batak di Sumatera Utara, suku Dayak di Kalimantan, suku Asmat di Papua, beberapa suku lainnya di Papua Barat dan Timur, Fiji dan daerah Melanesia lainnya. Di Papua Nugini di kalangan masyarakat Fore, kanibalisme menyebabkan penyakit kuru
Awal sejarah
Kanibalisme di Nusantara pertama kali diperkenalkan oleh Marco Polo, seorang penjelajah asal Venezia, Italia. Dahulu kala, pada tahun 1292 Marco Polo berjalan menyusuri pantai Sumatera. Di tengah jalan ia terkejut ketika melihat ada orang yang memakan daging manusia.
Tak hanya di satu tempat, Marco Polo menyaksikan praktik kanibalisme di kerajaan Dagroian, Aceh. Di sinilah orang-orang di sana memakan daging kerabat mereka yang sakit parah yang tidak bisa lagi diselamatkan.
“Ketika salah satu anggota keluarga mereka sakit, mereka memanggil pesulap untuk datang dan mencari tahu apakah bisa disembuhkan atau tidak. Jika penyihir mengatakan bahwa orang tersebut akan meninggal, anggota keluarga akan memanggil orang khusus untuk membunuh orang yang sakit tersebut. Ketika orang itu meninggal, mereka memasaknya, yang kemudian dimakan oleh seluruh keluarganya,” tulis Marco Polo, “Para Kanibal dan Raja di Sumatera Utara pada tahun 1290-an,” diterbitkan di Sumatra Tempo Doeloe oleh Anthony Reid.
“Menurut kepercayaan mereka”, kata Marco Polo, “kalau tersisa satu potong saja, itu akan menghasilkan cacing yang mati kelaparan. Seiring dengan kematian cacing, jiwa orang mati akan membawa dosa besar dan kesengsaraan. Itu sebabnya mereka biasa memakan seluruh tubuh orang mati.”
Tak hanya soal kepercayaan, kanibalisme juga dilakukan sebagai hukuman bagi mereka yang kalah perang atau melanggar aturan. Oscar von Kessel seorang peneliti yang meneliti masyarakat Batak pada tahun 1844.
Menurutnya, orang Batak menganggap kanibalisme sebagai upaya hukum terhadap pelanggaran seperti pencurian, perzinahan, spionase atau makar. Garam, cabe rawit, dan lemon diberikan oleh keluarga korban sebagai tanda menerima hukuman dan tidak membalas.
Arkeolog Friedrich Schnitger memiliki pengalaman yang sama. Saat melakukan penelitian di Padang Lawas, Sumatera Selatan pada tahun 1935, ia menemukan peninggalan berupa candi yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Poli pada abad ke-12.
Menurutnya, kerajaan ini berasal dari sekte mengerikan yang disebut sekte Bhairawa yang memuja dewa dengan wujud yang mengerikan, seperti setan. Mereka memiliki ritual memakan daging manusia saat upacara pemujaan jenazah.
Menurut Schnitger dalam “Ruins of a Nameless Kingdom”, upacara ini biasanya dimulai setelah matahari terbenam beberapa jam. Orang hidup akan dikorbankan kemudian jantungnya akan diambil oleh pendeta dan darahnya akan dituangkan ke dalam tengkorak untuk diminum sampai habis.
“Sebelum kedatangan orang Eropa, kanibalisme adalah hal biasa,” tulis Friedrich Schnitger yang ditemui di Sumatera Tempo Doeloe. “Seperti kita, siapa pun yang mengenal tanah dan orang Sumatera Utara seharusnya sudah mengerti bagaimana sihir, mantera dan sejenisnya memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari orang-orang ini.”
Menurut Bernard HM Vlekke, kanibalisme merupakan ritual karena unsur utamanya bersifat panteistik, yaitu segala sesuatu dan makhluk yang memiliki “jiwa” dan “energi kehidupan”. “Kebiasaan kanibalisme dan pengayauan yang sekarang sudah punah bertujuan untuk mengambil alih ‘energi kehidupan’ musuh yang terbunuh,” tulis Vlekke dalam Nusantara: Sejarah Indonesia.
Dalam kasus lain, kanibalisme berlaku untuk seseorang yang dituduh sebagai mata-mata atau tawanan perang. “Mereka bisa menangkap orang asing yang bukan dari daerah mereka, mereka akan menangkap orang itu. Jika orang itu tidak dapat menebus dirinya sendiri, mereka akan membunuh dan memakannya di tempat,” tulis Marco Polo. “Itu adalah kebiasaan yang sangat buruk dan juga menjijikkan.”
Kanibalisme di Nusantara mulai hilang setelah tahun 1890 pada masa pemerintahan kolonial Belanda yang melarang segala bentuk kanibalisme Hindia Belanda.
Perilaku kanibalisme
Kanibalisme diperkirakan telah menyebar ke masyarakat primitif di seluruh dunia, termasuk Afrika Tengah dan Barat, Melanesia (termasuk Indonesia), Polinesia, suku Indian di Amerika Utara dan Selatan, Aborigin di Australia, dan Maori di Selandia Baru. Pada tahun 1942 Christopher Columbus menemukan Kepulauan Karibia, dan penduduk asli yang setengah telanjang ternyata adalah kanibal. Bagi orang Eropa saat itu, kanibal adalah makhluk yang sangat berbahaya.
Sebuah etnis dari Amerika Selatan yang tinggal di sekitar Brasil, Paraguay, dan Argentina, bernama Tupinamba, memiliki kebiasaan memakan tawanan perangnya sebagai tindakan balas dendam untuk keluarga yang tewas dalam perang. Praktek semacam ini dikenal sebagai Endocannibalism. Kebiasaan ini dilakukan hingga awal abad 17. Setelah kedatangan bangsa Eropa, khususnya bangsa Spanyol, suku ini kemudian menghilang. Beberapa bermigrasi dan sisanya berasimilasi dengan masyarakat Brasil.
Di Amerika Serikat, jejak kanibalisme telah ditemukan oleh suku Anasazis, suku Indian kuno yang musnah 1.300 tahun lalu. Debu dan pecahan tulang, bekas pengelupasan kulit kepala, mutilasi, bekas luka bakar, dan daging manusia yang terpanggang ditemukan di dalam panci.
Suku Aztec mempraktikkan kanibalisme dalam ritual keagamaan mereka, sebagai bentuk penenangan dan rekonsiliasi dengan keinginan para dewa. Selain mengoleksi tengkorak yang sudah ciut, suku Dayak ternyata juga memakan jantung korban perang. Sementara suku Kapau di Papua Nugini memakan hati dan bisep kanan musuhnya.
Jenis kanibalisme
- Kanibalisme pengasih
Kanibalisme welas asih adalah tindakan kanibalisme yang dimotivasi oleh belas kasih dan rasa hormat terhadap masa lalu. Dalam bukunya berjudul Mengkonsumsi kesedihanseorang profesor antropologi di Universitas Vanderbilt, Beth A. Conklin dan informannya menggambarkan cara penguburan kanibal dipraktikkan oleh orang Indian Wari di hutan hujan Amazon barat, Brasil, hingga tahun 1960-an. Menurut penulis, praktik Wari tertanam dalam cara membangun relasi sosial antar Wari. Conklin menunjukkan bahwa pemakaman kanibalistik adalah komponen besar dari proses berkabung di mana tubuh almarhum “menghilang” untuk membantu keluarga dan teman yang berduka menemukan kedamaian dengan lebih mudah dan cepat.
Pada tipe ini, praktik kanibalisme terjadi saat perang dengan pihak lain dan dilandasi oleh perasaan negatif terhadap musuh seperti kemarahan, kebencian, dan dendam. Atau bisa juga dimotivasi dengan transfer energi dengan harapan energi yang terkandung dalam musuh dapat bergerak dan meningkatkan kekuatan eter.
-
Kanibalisme agama/ritual
Kekaisaran Aztec di Meksiko pada abad 14, 15, dan 16 terkenal dengan kanibalismenya. Menurut antropolog Bernard R. Ortiz de Montellano, kanibalisme yang terjadi di Kekaisaran Aztec dilakukan semata-mata untuk tujuan ritual. Suku Aztec memiliki 18 bulan dalam satu siklus/tahun, dan setiap bulan sekitar 2.000 orang dikorbankan. Sebagai daerah dengan hasil pertanian yang melimpah, kanibalisme terbesar terjadi pada masa panen, sebagai cara berkomunikasi dengan para dewa dengan mengungkapkan rasa syukur.
Hal yang mendorong manusia melakukan kanibalisme jenis ini adalah naluri alami manusia untuk bertahan hidup akibat bencana atau keadaan yang dialami. Contoh paling terkenal dari jenis kanibalisme ini dalam sejarah terjadi pada musim dingin tahun 1972 di pegunungan Chili, Andes. Kejadian ini bermula dari jatuhnya pesawat carteran Uruguay Air Force Flight 571 yang membawa tim rugby Uruguay beserta keluarganya yang berjumlah 45 penumpang. 29 penumpang selamat dari kecelakaan itu, tetapi medan yang berat menjatuhkan satu demi satu korban.
Efek kesehatan kanibalisme pada suku Korowai
Dalam ritual kanibalisme yang dilakukan suku Korowai, bagian yang diambil dari mayat untuk dikonsumsi adalah daging, darah dan organ dalam tubuh. Tidak ada ketentuan mengenai lamanya waktu penyembelihan jasad manusia yang telah menjadi mayat untuk dimakan. Biasanya tubuh manusia dipotong-potong, kemudian direbus sebelum dimakan.
Diare adalah penyakit dimana penderitanya mengalami rangsangan buang air besar secara terus-menerus dan feses atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan. Biasanya penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, parasit atau toksin bakteri. Mayat yang telah membusuk dan dimakan tanpa memperhatikan faktor kebersihan lingkungan akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri Escherichia Coli, virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), serta lalat yang berperan dalam pembusukan dan penyebaran penyakit diare. kuman.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium, yang berkembang biak di hati kemudian menginfeksi sel darah merah.Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit tersebut, sehingga seseorang yang memiliki hati pemakan mayat yang meninggal malaria atau bakteri berkembang di hatinya, pemakan juga dapat terinfeksi malaria.
Tetanus adalah infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem saraf dan otot. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani, yaitu tetanos dari teinein yang berarti mengejan.
Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Kuman ini menghasilkan racun yang dapat menghasilkan racun yang dapat mempengaruhi jaringan saraf manusia. Racun ini akan menyebar di sepanjang saluran saraf tepi, masuk ke sistem saraf pusat, dan mengikuti aliran darah. Adanya racun ini menyebabkan kekakuan otot di seluruh tubuh, terutama pada otot pengunyahan dan otot batang tubuh.
jadi artikel keluar worlddikbud.co.id lebih Catatan sejarah kanibalisme: pengertian menurut para ahli, awal mula, perilaku, jenis, dampak bagi kesehatan, Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian semua.
website Pelajaran SD SMP SMA dan Kuliah Terlengkap
mata pelajaran
jadwal mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa mata pelajaran sd mata pelajaran dalam bahasa jepang mata pelajaran kurikulum merdeka mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran sma jurusan ips mata pelajaran sma
bahasa inggris mata pelajaran
bu ani memberikan tes ujian akhir mata pelajaran ipa
tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional. artinya mata pelajaran smp mata pelajaran ipa mata pelajaran bahasa indonesia mata pelajaran ips mata pelajaran bahasa inggris mata pelajaran sd kelas 1
data mengenai mata pelajaran favorit dikumpulkan melalui cara
soal semua mata pelajaran sd kelas 1 semester 2 mata pelajaran smk mata pelajaran kelas 1 sd mata pelajaran matematika mata pelajaran ujian sekolah sd 2022
bahasa arab mata pelajaran mata pelajaran jurusan ips mata pelajaran sd kelas 1 2021 mata pelajaran sbdp mata pelajaran kuliah mata pelajaran pkn
bahasa inggrisnya mata pelajaran mata pelajaran sma jurusan ipa kelas 10 mata pelajaran untuk span-ptkin mata pelajaran ppkn mata pelajaran ips sma mata pelajaran tik
nama nama mata pelajaran dalam bahasa inggris mata pelajaran pkn sd mata pelajaran mts mata pelajaran pjok
nama nama mata pelajaran dalam bahasa arab mata pelajaran bahasa inggrisnya mata pelajaran bahasa arab
seorang pengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah berprofesi sebagai
nama mata pelajaran dalam bahasa jepang
hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya
dalam struktur kurikulum mata pelajaran mulok bersifat opsional artinya mata pelajaran dalam bahasa arab
tujuan mata pelajaran seni rupa adalah agar siswa