Bandung Perketat Pengawasan Dapur Makanan Bergizi, Pastikan Aman dan Sehat – Radar Bandung – Hack.AC.ID

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung memperketat pengawasan terhadap dapur penyedia Makanan Bergizi (MBG) guna memastikan seluruh produk yang beredar di masyarakat memenuhi standar keamanan dan kelayakan pangan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya melindungi warga dari risiko makanan yang tidak higienis serta memperkuat pengawasan terhadap penyedia jasa boga, baik milik pemerintah maupun swasta.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam menegaskan seluruh proses perizinan dapur penyedia MBG kini telah terintegrasi melalui dua sistem digital, yakni Online Single Submission (OSS) dan aplikasi Hayu Gampil. Sistem ini dirancang untuk menyederhanakan proses perizinan sekaligus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengawasan di lapangan.

“Kalau penyedia dari pemerintah masuknya lewat Hayu Gampil, sementara dari swasta melalui OSS. Semua izin dikelola oleh DPMPTSP, kemudian dialihkan ke Dinkes untuk proses verifikasi lapangan hingga penerbitan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi atau SLHS,” jelas Sony di Balai Kota Bandung, Rabu (15/10/2025).

Sony mengungkapkan hingga saat ini masih terdapat sejumlah penyedia MBG yang belum memiliki SLHS. Untuk itu, Dinkes bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) rutin melakukan pemantauan langsung guna menilai kelayakan dapur serta proses pengolahan makanan.

“Dinkes tugasnya membina dan memastikan setiap dapur bekerja sesuai aturan. Kami turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi dapur, mulai dari kebersihan tempat, bahan baku, hingga proses pengolahan makanan,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurutnya, dari hasil pengawasan di lapangan, masih ditemukan dapur penyedia MBG yang belum sepenuhnya mematuhi standar keamanan pangan. Beberapa di antaranya dinilai belum konsisten menjaga kebersihan dan kualitas bahan makanan.

“Ada yang dapurnya bersih tapi bahan makanannya tidak segar, ada juga sebaliknya. Dua-duanya bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan konsumen,” ungkapnya.

Menurut Sony, pengawasan dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, terutama terhadap penyedia yang sudah aktif beroperasi. Meski pihaknya tidak dapat melakukan pemantauan setiap hari, Dinkes menekankan pentingnya komitmen dari pelaku usaha untuk terus menjaga standar kebersihan dan keamanan.

“Kami tidak mungkin setiap hari berada di dapur mereka. Karena itu, yang terpenting adalah kesadaran dari penyedia untuk menjaga kebersihan dan mematuhi aturan,” katanya.

Sony pun mengungkapkan dari hasil evaluasi terakhir, Dinkes sempat menemukan beberapa penyedia yang tidak konsisten menjaga standar kebersihan dapur. Kondisi tersebut, berpotensi menjadi pemicu munculnya kasus keracunan makanan di masyarakat.

“Biasanya kasus keracunan muncul karena dapur tidak bersih, bahan pangan tidak layak, atau pekerja yang kurang menjaga kebersihan diri. Kalau semua sesuai standar, seharusnya tidak ada kejadian seperti itu,” tegasnya.(dsn)